Go! Diergo!
Go! Diergo!
Go! Diergo!
Jalani hidup dogmatis
Patut jadi diplomatis
Nasib budak penguasa lalim
Lidah seakan terkoyak
Tumbuhkan tanduk di otak
Bagai babu di istana neraka
Kekejaman kodrat ini
Akan segera berhenti
Akulah si pemberontak
Tak mau bilang “iya”
Bila hati bilang “tidak”
Tak mau bilang “akan”
Bila hati bilang “jangan”
Tak mau bilang “suka”
Bila hati terasa “luka”
Tak mau bilang “cinta”
Bila hati terasa “hina”
Dogma
Go! Diergo!
Go! Diergo!
Go! Diergo!
Go! Go! Go!
Dengan bekas loreng ini
Akan berlari sendiri
Akulah penakluk dunia
Tak mau bilang “iya”
Bila hati bilang “tidak”
Tak mau bilang “akan”
Bila hati bilang “jangan”
Tak mau bilang “suka”
Bila hati terasa “luka”
Tak mau bilang “cinta”
Bila hati terasa “hina”
Dogma
Siapa yang kau jadikan Tuhan?
Apa kau merasa dirimu benar
Mencoba langkahi destiny
Ikuti semua yang kau ingini
Mengatur, menyuruh, maunya ini itu
Kau bukan majikanku
Just go fuck yourself, biatch!
Tak mau bilang “iya”
Bila hati bilang “tidak”
Tak mau bilang “akan”
Bila hati bilang “jangan”
Tak mau bilang “suka”
Bila hati terasa “luka”
Tak mau bilang “cinta”
Bila hati terasa “hina”
Dogma
Go! Diergo!
Go! Diergo!
Go! Diergo!
************************************************************
Siapapun pasti nggak ada yang mau disuruh-suruh atau dijadikan budak.
Siapapun berhak untuk menjadi pemberontak.
Intinya, ikuti kata hatimu. Jika hatimu berkata “iya” maka lakukanlah. Jika hatimu berkata “tidak” maka hindarilah.
Jangan sampai kamu terbelenggu oleh doktrin bersifat dogmatis, yang belum tentu berguna bagimu.
Distorsi
sangar ala Hard Rock di intro lagu dengan sedikit sentuhan fuzz seakan
menunjukkan sikap rebel, baik dalam bermusik maupun bersikap.
************************************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar